Minggu, 13 April 2014

KA JALADARA, Nostalgia Di Jaman Baheula


KA Jaladara Stabling di Stasiun Purwosari.
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014
KA Jaladara merupakan salah satu kereta uap ( sepur klutuk ) yang masih hidup dan beroperasi di Indonesia. KA Jaladara ini sebelumnya merupakan koleksi dari Museum KA Ambarawa, Semarang, namun pada pertengahan Tahun 2009 dipindah ke Kota Solo dan pada September 2009 mulai resmi beroperasi di Kota Solo sebagai kereta wisata.


KA Jaladara Stabling di Stasiun Purwosari.
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2014
Dengan menaiki kereta uap ini kita akan dibawa bernostalgia di tahun 1900-an dengan goncangan kereta kayu yang khas pada masa itu ditambah dengan situasi modern Kota Solo saat ini. Sehingga masyarakat yang dulu pernah merasakan kejayaan kereta uap masa itu, kini bisa dinikmati lagi. Rute KA Jaladara ini dimulai dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Solo Kota ( Sangkrah ) sepanjang 6 km dengan melewati pinggiran jalan slamet riyadi Solo hingga ke persawahan dan pemukiman penduduk sebelum memasuki Stasiun Solo Kota ( Sangkrah ).

Dalam satu rangkaian, kereta ini terdiri dari 1 buah lokomotif bertipe C 1218 dan 2 kereta penumpang bertipe CR 114 dan CR 16 yang berkapasitas maksimal 80 orang dalam satu rangkaian. Untuk menempuh perjalanan dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Solo Kota, memerlukan empat meter kubik air dan lima meter kubik kayu jati.

KA Jaladara melintas pintu utama Keraton Surakarta.
Sumber : Dokumentasi Dhanie Setiawan
Bagi masyarakat yang ingin menikmati dan ingin bernostalgia naik kereta uap ini silahkan menghubungi ke Stasiun Purwosari atau Kantor Daop 6 Yogyakarta. (anz)

referensi :
1. disini

Jumat, 11 April 2014

Selat Solo, Icon Kuliner Kota Solo

Selat solo…. Itulah nama makanannya. Beberapa kali saya ke Kota Solo, baru kali ini mengenal makanan yang bernama Selat Solo. Awalnya saya kira nama selat solo ini merupakan nama minuman khas Kota Solo, eh ternyata ini sebuah makanan khas Kota Solo.

Selat Solo.
Sumber : Dokumentasi Pribadi, April 2014

Makanan ini terdiri dari potongan daging, telur ayam, potongan wortel, kacang panjang, kentang, daun selada, yang dicampur dengan kuah asam manis atau kuah semur ini cocok disajikan tanpa nasi putih. Sekilas secara visual makanan ini hampir mirip dengan bistik ( makanan western ) namun kalau ini, disajikan dengan ditambahkan kuah. Awalnya saya mengira rasanya bakalan aneh, tapi ternyata…. Hmmm…… rancak banna….. perpaduan yang pas…  Ada rasa asam, manis dan gurih.

Selat Solo ini juga dikenal sebagai bistik jawa, konon katanya selat solo ini merupakan hasil kreasi Keraton Solo yakni perpaduan antara bistik ( sebutan dari beefsteak ) dan salad, sehingga terciptalah perpaduan makanan yang bernama Selat Solo, yang menjadi salah satu icon Kota Solo.

Selat Solo ini masih jarang dijumpai di beberapa kota besar, namun di Kota Solo, tempat yang menjual Selat Solo juga tidak sedikit. 

Bagi kawan – kawan yang hendak berkunjung atau sekedar mampir  di Kota Solo, saya sarankan untuk mencoba yang namanya selat solo. (anz)


Referensi :
1. Disini