Assalamualaikum wr wb
bisa bertemu kembali dalam kesempatan kali ini. Semoga kita masih diberi kesehatan dan senantiasa menjadi seseorang yang selalu bersyukur. Amin.
Sebelum memasuki ke tahap lebih dalam, perlu diinformasikan nih...
yang pertama, saya masih dalam tahapan (berlatih) menuju seorang anak yang profesional
yang kedua, saya juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan
Jadi nanti biar ndak disangka yang bukan - bukan..... (Ge eR mode:on)
Santai saja yaa....
Beberapa hari yang lalu sempat berbincang dengan salah satu kawan dan sahabat saya mengenai kondisi rumah tangganya, eitts....maksdnya kondisi di keluarganya... sebut saja namanya "gendut" (bukan nama sebenarnya) hehehhee.....
tadi pagi juga begitu....disela - sela aktifitas "ngider" saya yang hampir dilakukan tiap weekend, saya juga sempat ngobrol ngalor - ngidul dengan salah satu kawan dan sahabat saya, sebut saja "om" (juga bukan nama aslinya)
masih juga dengan tema yang sama dengan yang sebelumnya, yakni status kita sebagai Anak dari orang tua kita....dan karena itulah motivasi saya untuk menulis catatan ini.
“Allah telah menetapkan agar kalian tidak beribadah melainkan kepada-Nya; dan hendaklah kalian berbakti kepada kedua orang tua.” (Al-Israa : 23)
Sudah jelas menyebutkan bahwa kewajiban kita sebagai seorang muslim selain beribadah kepada Allah SWT juga berbakti kepada orang tua. Peran orang tua kepada anaknya itu sangat luar biasa, dari mulai ibu yang mengandung kita selama 9 bulan dan tak pernah lelah, melahirkan kita dengan taruhan nyawa, merawat kita dengan kasih sayangnya, membimbing kita dengan kebaikan dan ilmunya, dan mendidik kita dengan segala upayanya.... kurang "luar biasa" apalagi coba.... kalau menurut saya itu sudah sangat luar biasa sekali dan itu tidak gampang kawan.
Ketika kita sudah beranjak dewasa (akil baliqh) yang artinya kita sudah mampu berpikir, memahami dan menganalisa dari apa yang kita alami. Sering kali apa yang kita lakukan itu selalu benar terlebih lagi muncul juga rasa keegoisan kita bahkan itu juga kita lakukan kepada orang tua kita dan kondisi itu juga pernah saya alami juga. Terkadang apa yang telah dilakukan orang tua kita kepada kita itu salah dan hal itu juga menjadika rasa benci dengan orang tua kita dan parahnya rasa benci tersebut kadarnya lebih besar dari rasa sayang kita kepada orang tua (na'udzuubillahimindzalik)
Tugas kita sebagai anak kepada orang tua, yakni berbakti kepada orang tua, sekalipun orang tua kita kafir
“Kalau mereka berupaya mengajakmu berbuat kemusyrikan yang jelas-jelas tidak ada pengetahuanmu tentang hal itu, jangan turuti; namun perlakukanlah keduanya secara baik di dunia ini.” (Luqmaan : 15)
Kenapa harus berbakti kepada orang tua, diantaranya karena :
- Berbakti kepada orang tua adalah jihad
- Berbakti kepada orang tua merupakan jalan kita masuk surga
- Keridhaan Allah SWT, berada di balik keridhaan orang tua
- Berbakti orang tua juga membantu meraih pengampunan dosa
- Berbakti kepada orang tua dapat memperluas rejeki
- Do'a orang tua selalu lebih mustajab
- Harta anak adalah milik orang tua
- Jasa orang tua tak terbalas
- Dosa besar kepada orang tua merupakan dosa yang terbesar
- dan, Orang yang durhaka dengan orang tua, akan mendapat siksaan
Itulah kenapa, kita sebagai seorang muslim wajib untuk berbakti kepada orang tua. Begitu juga dengan harapan orang tua kepada kita terutama untuk masa depan kita, saya yakin tidak ada orang tua manapun yang tidak memikirkan masa depan anaknya yang bisa lebih baik dari orang tuanya, terlepas dari cara yang dilakukan orang tua kita.
Kita sebagai pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab juga mampu menentukan arah tujuan kita kemana, syukur - syukur kalau arah dan tujuan kita sejalan atau disetujui dengan orang tua. Jika arah dan tujuan kita tidak sejalan dengan harapan kita, maka hal itu perlu dikomunikasikan dengan baik kepada orang tua kita, asalkan arah dan tujuan kita positif dan juga bermanfaat bagi kita.
Peran kita sebagai anak pun juga harus profesional, btw......... mengenai apa dan bagaimana orang bisa disebut sebagai profesional bisa simak dimarih.
Yuuk...mulai dari sekarang kita berlatih menjadi "anak" yang professional, menjalankan dengan baik tugas dan kewajiban kita sebagai "anak" secara maksimal, insyallah akan banyak manfaat kepada kita di dunia maupun di akhirat. Amin.
Surabaya, 04.11.12
21.16 p.m
*referensi gambar pendukung dari sini
bisa bertemu kembali dalam kesempatan kali ini. Semoga kita masih diberi kesehatan dan senantiasa menjadi seseorang yang selalu bersyukur. Amin.
Sebelum memasuki ke tahap lebih dalam, perlu diinformasikan nih...
yang pertama, saya masih dalam tahapan (berlatih) menuju seorang anak yang profesional
yang kedua, saya juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan
Jadi nanti biar ndak disangka yang bukan - bukan..... (Ge eR mode:on)
Santai saja yaa....
Beberapa hari yang lalu sempat berbincang dengan salah satu kawan dan sahabat saya mengenai kondisi rumah tangganya, eitts....maksdnya kondisi di keluarganya... sebut saja namanya "gendut" (bukan nama sebenarnya) hehehhee.....
tadi pagi juga begitu....disela - sela aktifitas "ngider" saya yang hampir dilakukan tiap weekend, saya juga sempat ngobrol ngalor - ngidul dengan salah satu kawan dan sahabat saya, sebut saja "om" (juga bukan nama aslinya)
masih juga dengan tema yang sama dengan yang sebelumnya, yakni status kita sebagai Anak dari orang tua kita....dan karena itulah motivasi saya untuk menulis catatan ini.
“Allah telah menetapkan agar kalian tidak beribadah melainkan kepada-Nya; dan hendaklah kalian berbakti kepada kedua orang tua.” (Al-Israa : 23)
Sudah jelas menyebutkan bahwa kewajiban kita sebagai seorang muslim selain beribadah kepada Allah SWT juga berbakti kepada orang tua. Peran orang tua kepada anaknya itu sangat luar biasa, dari mulai ibu yang mengandung kita selama 9 bulan dan tak pernah lelah, melahirkan kita dengan taruhan nyawa, merawat kita dengan kasih sayangnya, membimbing kita dengan kebaikan dan ilmunya, dan mendidik kita dengan segala upayanya.... kurang "luar biasa" apalagi coba.... kalau menurut saya itu sudah sangat luar biasa sekali dan itu tidak gampang kawan.
Ketika kita sudah beranjak dewasa (akil baliqh) yang artinya kita sudah mampu berpikir, memahami dan menganalisa dari apa yang kita alami. Sering kali apa yang kita lakukan itu selalu benar terlebih lagi muncul juga rasa keegoisan kita bahkan itu juga kita lakukan kepada orang tua kita dan kondisi itu juga pernah saya alami juga. Terkadang apa yang telah dilakukan orang tua kita kepada kita itu salah dan hal itu juga menjadika rasa benci dengan orang tua kita dan parahnya rasa benci tersebut kadarnya lebih besar dari rasa sayang kita kepada orang tua (na'udzuubillahimindzalik)
Tugas kita sebagai anak kepada orang tua, yakni berbakti kepada orang tua, sekalipun orang tua kita kafir
“Kalau mereka berupaya mengajakmu berbuat kemusyrikan yang jelas-jelas tidak ada pengetahuanmu tentang hal itu, jangan turuti; namun perlakukanlah keduanya secara baik di dunia ini.” (Luqmaan : 15)
Kenapa harus berbakti kepada orang tua, diantaranya karena :
- Berbakti kepada orang tua adalah jihad
- Berbakti kepada orang tua merupakan jalan kita masuk surga
- Keridhaan Allah SWT, berada di balik keridhaan orang tua
- Berbakti orang tua juga membantu meraih pengampunan dosa
- Berbakti kepada orang tua dapat memperluas rejeki
- Do'a orang tua selalu lebih mustajab
- Harta anak adalah milik orang tua
- Jasa orang tua tak terbalas
- Dosa besar kepada orang tua merupakan dosa yang terbesar
- dan, Orang yang durhaka dengan orang tua, akan mendapat siksaan
Itulah kenapa, kita sebagai seorang muslim wajib untuk berbakti kepada orang tua. Begitu juga dengan harapan orang tua kepada kita terutama untuk masa depan kita, saya yakin tidak ada orang tua manapun yang tidak memikirkan masa depan anaknya yang bisa lebih baik dari orang tuanya, terlepas dari cara yang dilakukan orang tua kita.
Kita sebagai pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab juga mampu menentukan arah tujuan kita kemana, syukur - syukur kalau arah dan tujuan kita sejalan atau disetujui dengan orang tua. Jika arah dan tujuan kita tidak sejalan dengan harapan kita, maka hal itu perlu dikomunikasikan dengan baik kepada orang tua kita, asalkan arah dan tujuan kita positif dan juga bermanfaat bagi kita.
Peran kita sebagai anak pun juga harus profesional, btw......... mengenai apa dan bagaimana orang bisa disebut sebagai profesional bisa simak dimarih.
Yuuk...mulai dari sekarang kita berlatih menjadi "anak" yang professional, menjalankan dengan baik tugas dan kewajiban kita sebagai "anak" secara maksimal, insyallah akan banyak manfaat kepada kita di dunia maupun di akhirat. Amin.
Surabaya, 04.11.12
21.16 p.m
*referensi gambar pendukung dari sini
0 komentar:
Posting Komentar