أسلموالكم ورحمتيولهي وبراكاته
Isra
Mi’raj merupakan peristiwa spiritual besar yang dialami oleh Nabi Muhamad SAW
saat mengalami berbagai cobaan saat berdakwah di Mekah pada waktu itu. Cobaan
yang sangat bertubi – tubi datangnya, dari mulai caci maik kaum musyrikin di
Mekah, banyak pengikutnya disiksa, keluarganya pun diboikot hingga kematian Abu
Thalib, pamannya yang selalu menjaga beliau dan kematian Siti Khadijah yang merupakan
istri Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi sandaran beliau. Kesetiaan, sikap
lemah lembut, hati yang bersih dan kekuatan iman yang dimilikinya,
menjadikannya obat pelipur lara yang
senantiasa menghibur beliau saat mendapatkan kesedihan, tekanan dan rasa
takut.
Kematian
dua orang yang sangat dikasihi ini, membuat Muhammad mengalami kesedihan yang
luar biasa. Beliau merasakan inilah cobaan yang terberat dalam hidup beliau.
Semangat nabi Muhammad SAW yang tak pernah surut, seolah – olah runtuh bersama
kepergian keduanya. Nabi Muhammad SAW benar – benar merasa sendiri, tak punya
siapa – siapa lagi. Tahun kepergian abu Thalib dan Khadijah benar – benar
merupakan tahun kelabu bagi beliau. Dan semenjak kepergian orang – orang yang
dikasihinya, tekanan dari kaum quraisy semakin besar, hingga mereka lebih
berani meyiksa dan menangkap beberapa pengikutnya.
Pada
masa – masa sulit inilah Allah SWT berkehendak memperjalankan beliau dalam
sebuah wisata spiritual yang sangat agung yang bernama Isra Mi’raj. Pada malam Isra Mi’raj ini,
beliau sedang berada di rumah saudara sepupunya, Ummi hani’. Dikisahkan bahwa
dalam perjalanan Isra Mi’raj ini Muhammad SAW naik ke Sidratul Muntaha,
meluncur dengan kecepatan superkilat yang sulit untuk dilukiskan.
Dikisahkan oleh para ulama dan ahli sejarah, bahwa
dalam perjalanan dari Baitul Maqdis menuju lagit ketujuh, Muhammad SAW bertemu
dengan para nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT sebelum beliau. Di langit
lapis pertama, beliau bertemu dengan Nabi Adam. Dikisahkan di langit pertama
ini beliau juga melihat berbagai peristiwa yang merupakan perlambang bagi
umatnya. Beliau juga melihat orang – orang yang moncong mulutnya seperti unta,
dengan menggenggam bola – bola api ditangannya. Lalu bola – bola api mereka
lemparkan ke mulut sendiri. Malaikat Jibril kemudian menjelaskan bahwa mereka
adalah orang – orang yang suka memakan harta anak yatim secara tidak sah.
Muhammad SAW juga melihat orang – orang yang dihadapannya ada daging segar
serta daging buruk dan busuk, namun ternyata mereka justru lebih memakan daging
yang buruk dan busuk. Malaikat Jibril menjelaskan lagi, bahwa mereka itulah
orang – orang yang suka berzina . Muhammad SAW juga melihat perempuan –
perempuan yang digantung buah dadanya, oleh Malaikat Jibril dijelaskan bahwa
mereka itulah para perempuan yang selalu memasukkan laki – laki lain yang bukan
keluarga mereka. Masih banyak lagi kejadian aneh yang diperlihatkan kepada Nabi
Muhammad SAW sewaktu berada di langit lapis pertama ini.
Dari
langit pertama kemudian Nabi Muhammad SAW meneruskan perjalanannya menuju ke
langit ke tujuh. Di masing – masing lapis langit berikutnya, beliau juga
bertemu dengan nabi dan rasul sebelum beliau. Di langit kedua bertemu dengan
Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di langit lapis ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf. Di
langit lapis keempat bertemu dengan Nabi Idris. Di langit lapis kelima bertemu
dengan Nabi Harun. Di langit lapis keenam bertemu dengan Nabi Musa, dan di
langit ketujuh beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim. Di langit ke tujuh, Nabi
Muhammad dapat melihat malaikat maut, izrail. Dari lagit ketujuh, Nabi Muhammad
SAW kemudian seorang diri membumbung ke Sidratul Muntaha yang terletak di
sebelah kanan ‘Arsy. Nabi Muhammad SAW kemudian merasa seolah dibawa ke tempat
mahatinggi. Beliau terpesona sekali melihat keindahan alam itu. Di tempat
itulah beliau merasa seolah – olah bumi dan langit menjadi satu. Keduanya
tampak hanya seperti sebutir biji di tengah – tengah ladang yang membentang
luas. Begitulah seharusnya manusia menyadari posisinya dihadapan Allah SWT,
Raja semesta alam. Di tempat ini pula, Nabi Muhammad SAW dapat bertemu dan
melihat secara langsung Allah dengan persepsi beliau. Semuanya tidak bisa
dilukiskan dengan kata dan diluar jangkauan otak manusia. Dalam pertemuan inilah,
Allah SWT kemudian mewajibkan Muhammad SAW dan umat islam untuk menjalankan
sholat 50 kali sehari semalam.
Begitu
Muhammad SAW turun dari Sidratul Muntaha dan melewati Nabi Musa, nabi bani
israel ini bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Apa yang diperintahkan Allah
kepadamu ?”. Muhammad SAW menjawab,” Aku diperintah 50 kali shalat tiap hari.”
Musa menyarankan agar beliau kembali menghadap Allah SWT dan memohon keringan
kepada-NYA, karena umat islam pasti keberatan dengan kewajiban shalat 50 kali sehari
semalam itu.
Akhirnya
Muhammad SAW pun kembali ke Allah SWT dan meminta keringanan, sehingga
dikurangi 40 kali sehari semalam. Oleh Nabi Musa, 40 kali sehari semalam itu
juga masih dianggap sangat berat bagi umat islam, sehingga Nabi Musa menyarankan
agar beliau kembali kepada Allah SWT.Akhirnya jumlah shalatpun terus dikurangi
oleh Allah SWT hingga menjadi 5 kali sehari semalam. Dalam peristiwa bolak –
baliknya Nabi Muhammad SAW ke hadirat Allah SWT untuk meminta keringanan ini,
Muhammad SAW telah membuang jauh – jauh ego dan rasa malu beliau, demi kebaikan
umat islam. Beliau tidak memperdulikan lagi bagaimana penilaian Allah SWT
terhadap diri beliau, karena yang ada di dalam benak beliau adalah bagaimana
umatnya nanti tidak merasa terlalu berat atas kewajiban shalat yang ditetapkan
oleh Allah SWT. Semua itu wujuud kasih sayang beliau kepada umat manusia.
Setelah
kembali dari Sidratul Muntaha, Muhammad SAW kemudian diajak jalan – jalan oleh
Malikat jibril mengujungi surga dan neraka. Kenikmatan surga yang tiada
terlukiskan dengan kata, membuat Muhammad SAW tertegun sesaat untuk kemudian
berdoa agar umatnya dapat memasukinya. Sebaliknya, ketika melihat kobaran api
neraka yang demikian mengerika, Nabi Muhammad SAW hanya bisa berdoa semoga umatnya
kelak bisa selamat darinya dan tidak akan dibakar di dalamnya untuk selama –
lamanya. Setelah itu Nabi Muhammad SAW dibawa Malaikay Jibril turun lagi ke
bumi, tepatnya di Baitul Maqdis. Dari sinilah kemudian beliau kembali ke Mekah
dengan mengendarai Buraq dan sampai di Mekah sebelum malam berakhir.
Perjalanan
Isra Mi’raj benar – benar perjalanan yang indah dan sangat mengesankan bagi
beliau. Ia juga merupakan salah satu mukjizat terbesar beliau yang akan selalu
disebut – sebut orang sepanjang zaman. Isra Mi’raj benar – benar meniupkan
semangat baru bagi Nabi Muhammad SAW untuk tetap tegar dalam menyampaikan dakwah
Islam. Pertemuan langsung beliau dengan Allah, dengan seluruh pengalaman rohani
yang dilihatnya selama perjalanan Isra Mi’raj, telah menjadikan Nabi Muhammad
SAW melupakan segala kepedihan yang
dialaminya dalam dakwah, bahkan juga kepedihan akibat ditinggal oleh Abu Thalib
dan Khadijah. Yang ada di dalam hati beliau kini adalah semangat membara untuk
terus menyampaikan Islam kepada seluruh umat manusia.
Semoga
kita semua dapat mengambil hikmah dari cuplikan isi buku dalam catatan ini dan
semoga kita selalu semangat untuk selalu menjaga dan menunaikan apa yang
menjadi sebuah kewajiban kita sebagi hamba-NYA dan semangat untuk senantiasa
selalu saling menasehati dalam kebaikan.
”Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati
kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr).
Surabaya, 6 Juni 2013
20:39
referensi :
1. Buku "Muhamad - jejak-jejak keagungan dan teladan abadi sang nabi akhir zaman" karya Saiful Hadi El-Sutha
2. gambar ilustrasi : sini
0 komentar:
Posting Komentar