Masih
teringat sekali anggapan remeh mereka terhadap kami,
Masih
terdengar dengan jelas hinaan mereka terhadap kami,
Masih
terngiang dengan jelas pandangan sebelah mata mereka terhadap kami,
Sebuah Cerita Masa Lalu
Saat itu kami
masih baru, baru tahu dan ingin mengenal sebuah aktifitas yang kami anggap
baru, walaupun sebenarnya apa yang kami kagumi bukan sebuah hal yang baru lagi.
Namun keingin tahuan kami akan aktifitas itu sepertinya direspon tidak baik
oleh mereka yang mengganggap dirinya “senior”, yayayaya..... seperti “senior”
yang selalu benar dan “junior” selalu salah....hmm.....ok...
“junior”
harus selalu ‘hormat’ kepada “senior”
“junior”
tidak boleh banyak omong
Dan beberapa
‘respon’ mereka terhadap kami, yang mereka bilang kami “junior”
Itu kesan
pertama kami setelah kami mengikuti aktifitas baru itu hampir seharian, dan
ternyata respon yang kami tangkap juga sama dengan salah satu rekan kami yang
pada saat itu juga baru pertama kali ikutan, dan baru pertama kali tahu,
walaupun sebenarnya secara umur juga ada yang dibawah mereka yang menganggap
dirinya “senior”.
Memberikan sebuah konsep baru tentang
aktifitas tersebut
“Senior”.....
hmm..... Saya lebih sepakat dengan “Yang lebih dulu” berkecimpung dalam dunia
tersebut ketimbang “Senior”, itu juga yang diamini oleh rekan baru kami. Disisi
lain saya sempat under estimate terhadap aktifitas ini yang saat itu
aktifitasnya tidak lebih dari sekedar foto-foto, joyride, cabride (*saat itu
sangat sering dilakukan), kongkow-kogkow untuk bersenang – senang saja.
Kami
menganggap dalam aktifitas baru tersebut sebenarnya banyak sekali aktifitas –
aktifitas penunjang lainnya, yang lebih bermanfaat untuk yang lebih luas.
Karena sesuatu yang kami sukai itu sangat
dekat dengan masyarakat dari berbagai kalangan dan merupakan peninggalan
sejarah yang bisa dijadikan sebagai identitas bangsa yang berpotensi untuk
mengembangkan bangsa ini seharusnya.
Salah satunya
berbagi dengan pengguna dan ‘petugas’ (non perusahaan) yang juga turut dalam
operasionalnya, berbagi ilmu dengan masyarakat yang sedang duduk di bangku
pendidikan, sekaligus silaturahmi dengan petugas operasional di lapangan,
menurut hemat kami hal – hal tersebut akan lebih bermanfaat ketimbang
‘senang-senang’ belaka.
Kerikil Tajam Perjalanan
Akhirnya kami
sepakat untuk membentuk sebuah wadah baru dengan konsep “lebih bermanfaat” yang
kami pahami sebelumnya, dan banyak yang merespon tentang wadah baru kami itu.
“kenapa tidak bergabung saja dengan yang sudah ada ?? “ itu pertanyaan yang
serig kami dengar dan kami lihat di beberapa forum. Bahkan tidak sedikit pula
yang mengajak kami duduk bareng, terkesan wadah baru kami itu merupakan masalah
bagi mereka a.k.a “senior” dan masih banyak respon – respon negatif lainnya
tentang wadah baru tersebut. Kondisi itu malah menjadikan kami semakin
bersikukuh dan semangat untuk tetap melanjutkan dan tetap membuktikan bahwa
wadah baru tersebut berbeda dengan wadah – wadah yang sudah ada sebelumnya. Satu
hal alasan kami untuk tidak bergabung dengan mereka, karena kami berbeda dan
punya arah tujuan jelas, kecuali kalau kami tidak punya konsep dan arah tujuan yang jelas.
Ada satu hal
yang membuat kami geram, saat kami hendak membuat sebuah kegiatan kunjungan edukasi
di suatu instansi yang tertutup saat itu. “ Surat ijinnya sudah ada tidak ?? “
Sebuah pertanyaan bodoh bagi saya..... mungkin karena wadah baru itu dan
dianggap kami itu buta akan prosedural mungkin, sehingga muncul pertanyaan
seperti itu di sebuah forum. Yayayayaya.....
Tahun pertama
kerikil tajam banyak datang dari kalangan luar ( ekstern ) baik dari rekan kami
sendiri maupun dari kalangan petugas, dan itu kami lalui dengan tidak mudah.
Di Tahun
kedua tantangan kami bertambah dari dalam wadah itu sendiri, berbagai masalah
intern dengan berbagai latar belakang masalah salah satunya masih belum bisa
membedakan mana urusan pribadi dan mana urusan wadah, hingga masalah pribadi
menjadi masalah wadah. Menurut saya, hal itu sangat disayangkan sekali, karena
urusan personal berimbas kepada kelompok. Masalah selanjutnya tentang komunikasi, antara
satu sama lain sepertinya masih sulit mengkomunikasikan dengan tepat sehingga
timbullah istilah miss-komunikasi. Memang dalam sebuah perkumpulan itu, tidak
mungkin tidak ada “masalah”, justru kondisi tersebut merupakan sebuah warna
yang menghiasi wadah ini, dan yang paling hebatnya ketika wadah ini mampu
menghadapi “masalah” tersebut tanpa meninggalkannya, hal itu akan semakin
memperkuat wadah ini untuk tetap eksis berada di jalurnya, di sisi lain hal itu
juga sebagai pembelajaran bagi semua pihak. Hal itu tidak dipungkiri, masih
sering terjadi hingga saat ini.
Jika Memang cinta, maka cintai itu dengan
Totalitas
Ya..... jika
memang cinta, maka cintai itu dengan cara yang positif, dengan totalitas
termasuk dengan konsekuensinya. Rasa itu samahalnya ketika kita sudah memilih
seseorang sebagai pasangan hidup kita, cintai dengan totalitas walaupun tidak
ada yang namanya kesempuraan. Jika ada yang kurang sebaiknya jangan ditutup –
tutupi, tapi berupaya untuk melengkapi, melengkapi dengan yang lebih baik
tentunya, denga cara apa...?? ya dengan mengkomunikasikannya kepada orang yang
tepat, yang punya wewenang besar pada wadah ini.
Harapan Kedepan
Harapan kedepan
wadah ini sebagai NGO ( Non-Goverment Organization ) atau lebih familiarnya
sebagai wadah yang independen (red: Bebas) tidak banyak kok, salah satunya bisa
bekerja sama kepada beberapa instansi terkait dan mendukung beberapa kebijakan –
kebijakan tanpa adanya sebuah keterikatan yang tentunya sesuai dengan visi dan
misi wadah ini.
We Care, Love and Protect
Go Train Go Green
Visi :
Menjadi komunitas publik
yang memiliki kepedulian serta rasa kecintaan terhadap kereta api
Misi :
Menyediakan wadah
aktivitas dan kreativitas serta pembinaan bagi seluruh warga negara Indonesia yang
memiliki rasa kepedulian serta rasa kecintaan terhadap kereta api.
Budaya Komunitas :
Kesukarelaan
beraktifitas untuk peduli dan cinta terhadap kereta api.
Organisasi
yang terstruktur dan tepat guna.
Mengutamakan
musyawarah untuk mencapai mufakat.
Usaha
yang bermanfaat untuk anggota komunitas dan seluruh masyarakat.
Taat
terhadap semua peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
Eksistensi
kemitraan dengan semua pihak.
Regenerasi
yang konsisten dan berkesinambungan.
Surabaya, 31 Mei 2013
2.32 a.m
gambar ilustrasi 1 dari sini
0 komentar:
Posting Komentar