Assalamualaikum wr wb
Bagaimana kabarnya ? semoga dalam keadaan sehat walafiat.
Alhamdulilah saya masih diberi kesempatan utuk menulis lagi dalam "catatan" ini, setelah sekian lama absen dari catatan ini.
Pasca kejadian kemarin
"cobaan proposal konsep arsitektur", saya kembali berpikir, "lagi - lagi seakan tidak pernah belajar dari yang lalu". Sama sekali tidak pernah menghargai waktu. Sampai saat ini waktu perlahan - lahan seperti akan membunuhku.
Rasanya, semester kali ini sangat berat untuk dijalani, seperti terkepung oleh sebuah tanggung jawab yang harus diselesaikan dengan cepat dan tepat. Hampir saja jatuh ke lembah hitam, lembah bagi para pecundang yang menyerah dengan keadaan. Meninggalkan sebuah tanggung jawab yang menghadang di depan mata.
Seperti seorang alif kecil yang malang
duduk tengadah kelangit yang kelam,
meratapi nasib diri.
Terlintas di benak saya bahwa penyebab kodisi yang saya alami selama ini yakni menjalani sebuah kehidupan yang tidak seimbang. Padahal sudah jelas di dunia ini masih berlaku hukum keseimbangan, ada pria - wanita, siang-malam, panjang-pendek, dst. Satu hal keseimbangan hidup yang belum maksimal dijalani, yakni dunia dan akhirat.
Saya bukan lahir dari keluarga agamis,melainkan dari keluarga yang beragama. Namun, "kadar" beragama (terutama saya sendiri) bisa dibilang tidak begitu "istimewa" dibanding yang lain. Keinginan tersebut rasanya tidak mungkin untuk dicapai sendiri, butuh seorang pembimbing, minimal yang bisa diajak diskusi mengenai hal ini.
Sudah menemukan orang yang tepat, namun sepertiya beliau enggan untuk diajak berdiskusi mengenai apa yang saya butuhkan saat ini, mungkin karena sibuk dengan kuliahnya atau mungkin sibuk dengan urusan yang lain. Hanya bisa berpositif thinking saja.
Yang bisa saya lakukan saat ini, hanya bisa membaca referensi dari manapun, ibarat sebuah komunikasi yang hanya satu arah saja, tidak ada timbal baliknya. Selajutnya melakukan kewajiban - kewajiban yang saya yakini benar. Sambil menunggu "sparing partner" yang tepat kedepannya.
Semoga apa yang saya yakini dan saya sampaikan tidak menimbulkan persepsi negatif bagi orang lain.
dan semoga semangat "Man Jadda Wa Jadda" tetap melekkat dalam diriku untuk menyampaikan sesuatu walaupun hanya satu ayat.
*Maka nikmat Tuhan yang manakah yang engkau dustakan
Wassalamualaikum wr wb
Surabaya, 16.06.12
4.49 a.m
sumber :
ilustrasi 1: http://www.sisilain.net/2011/04/merenung.html
ilustrasi 2 : http://rifaditama.blogspot.com/2011/11/ayo-merenung.html
Bagaimana kabarnya ? semoga dalam keadaan sehat walafiat.
Alhamdulilah saya masih diberi kesempatan utuk menulis lagi dalam "catatan" ini, setelah sekian lama absen dari catatan ini.
Pasca kejadian kemarin
"cobaan proposal konsep arsitektur", saya kembali berpikir, "lagi - lagi seakan tidak pernah belajar dari yang lalu". Sama sekali tidak pernah menghargai waktu. Sampai saat ini waktu perlahan - lahan seperti akan membunuhku.
Rasanya, semester kali ini sangat berat untuk dijalani, seperti terkepung oleh sebuah tanggung jawab yang harus diselesaikan dengan cepat dan tepat. Hampir saja jatuh ke lembah hitam, lembah bagi para pecundang yang menyerah dengan keadaan. Meninggalkan sebuah tanggung jawab yang menghadang di depan mata.
ilsutrasi 1 |
duduk tengadah kelangit yang kelam,
meratapi nasib diri.
Terlintas di benak saya bahwa penyebab kodisi yang saya alami selama ini yakni menjalani sebuah kehidupan yang tidak seimbang. Padahal sudah jelas di dunia ini masih berlaku hukum keseimbangan, ada pria - wanita, siang-malam, panjang-pendek, dst. Satu hal keseimbangan hidup yang belum maksimal dijalani, yakni dunia dan akhirat.
ilustrasi 2 |
Sudah menemukan orang yang tepat, namun sepertiya beliau enggan untuk diajak berdiskusi mengenai apa yang saya butuhkan saat ini, mungkin karena sibuk dengan kuliahnya atau mungkin sibuk dengan urusan yang lain. Hanya bisa berpositif thinking saja.
Yang bisa saya lakukan saat ini, hanya bisa membaca referensi dari manapun, ibarat sebuah komunikasi yang hanya satu arah saja, tidak ada timbal baliknya. Selajutnya melakukan kewajiban - kewajiban yang saya yakini benar. Sambil menunggu "sparing partner" yang tepat kedepannya.
Semoga apa yang saya yakini dan saya sampaikan tidak menimbulkan persepsi negatif bagi orang lain.
dan semoga semangat "Man Jadda Wa Jadda" tetap melekkat dalam diriku untuk menyampaikan sesuatu walaupun hanya satu ayat.
*Maka nikmat Tuhan yang manakah yang engkau dustakan
Wassalamualaikum wr wb
Surabaya, 16.06.12
4.49 a.m
sumber :
ilustrasi 1: http://www.sisilain.net/2011/04/merenung.html
ilustrasi 2 : http://rifaditama.blogspot.com/2011/11/ayo-merenung.html
0 komentar:
Posting Komentar